Senin, 01 Desember 2014

kurikulum pendidikan dan "pemerkosaan" metode pembelajaran

malam ini hasmintol mencoba angkringan di daerah rungkut-surabaya bung. ..ya, seperti biasa menu kesukaan sego kucing dan susu jahe meneman malamku. di depanku terlihat dua sejoli yang sedang bercumbu mesrah saling menyuapi sego kucing dengan manjanya. tapi santai sajaa bung.. kali ini ayas(red:saya) tidak sedang membahas sego kucing maupun dua sejoli..hehe.. tiba-tiba terlintas dalam benak saya pertanyaan seorang guru MA(sederajat SMA) yang dulu mengajar bahasa inggris. kenapa seorang siswa yang belajar bahasa inggris dari SD-SMA selama semblan tahun mempelajari bahasa inggris akan tetapi banyak yang tidak mampu mempraktikannya bahkan ada sebagian yang hampir bisa dikatakan tidak mampu berbahasa inggris. sembilan tahu bukanlah waktu yang singkat bung.. pelajaran bahasa inggris adalah salah satu bukti gagalnya kurikulum pendidikan di negara kita. andai saja sejak awal seorang siswa tidak hanya di jejali dengan teori grammer dan sebagainya, andai di dalam pembelajaran bahasa inggris lebih menitik beratkan untuk praktik speaking(Ref:berbicara menggunakan bahasa inggris). saya baru merasakan bahwa saya "sangat goblok" dalam berbahasa inggris ketika sedang kursus bahasa inggris di pare. baru aku sadar bahwa kebanyakan yang di ajarkan di sekolah-sekolah sma maupu smp hanya terbatas pada teori belaka tanpa ada prakteknya padahal pada intinya kegiatan berbahasa lebih menitik beratkan pada kebiasaan untuk praktik. bahkan sempat terlintas sebuah "inisiatif edan" tentang cara mengajar dalam kelas. jika dalam satu kelas terdapat 40 siswa dan ketika guru menjelaskan pelajaran kepada 40 siswa tersebut, saya yakin tidak lebih dari 20 siswa yang mampu menangkap pelajaran guru tersebut.  metode ini sudah tidak efisien lagi untuk di pakai. jika di dalam sebuah kelas di ambil 10 anak saja yang di anggap paling mudah memahami pelajaran kemudian 10 anak tersebut di ajari secara intens, setelah 10 anak tersebut benar2 faham maka perwakilan 10 anak tersebut masing2 mengajari dan berdiskusi dengan 3 temannya, maka pembelajarn dalam kelas tersebut akan lebih hidup dan efisien. ini salah satu ide pembelajaran yang mungkin bisa di terapkan dalam metode pembelajaran kita. saya yakin masih banyak ide2 inovasi baru yang ada di benak para intelektual muda negeri ini. dunia pendidikan haus akan dobrakan inovasi-inovasi baru bung.. bukankah kita manusia makhluk yang selalu berkembang dari masa ke masa??

Surabaya, 1 desember 2014